Chand Parwez Servia lahir di Tasikmalaya, 18 Februari 1959. Memulai karirnya di industri film pada usia 8 tahun, ketika kakaknya menyewa bioskop di kampung halamannya. Pada usia 15 tahun, ia mengelola 5 bioskop. Chand Parwez Servia kemudian menjadi direktur utama PT. Kharisma Jabar Film pada tahun 1985, ia mengelola bioskop dan mendistribusikan Film di Jawa Barat.
Pada tahun 1987, bersama rekan-rekan praktisi budaya, media, dan intelektual mendirikan Festival Film Bandung yang selama 37 tahun terakhir menilai dan merekomendasikan Film lokal dan impor kepada masyarakat penonton, sebagai apresiasi.
Pada tahun 1989, ia memproduksi film pertamanya: Si Kabayan Saba Kota yang menjadi film paling sukses pada tahun 1989, dan juga menerima penghargaan Film Komedi Terbaik di Festival Film Indonesia 1990. Tertarik dengan kegiatan sosial, Chand Parwez Servia menerima medali Paul Harris Fellow dari Rotary Club. Pada tahun 1995 ketika industri film menurun karena pembajakan, ia menjadi direktur utama PT. Kharisma Starvision Plus, dikenal sebagai STARVISION, yang menghasilkan berbagai program televisi yang meraih sukses di Indonesia. Dari 2004 hingga 2007, ia menjadi ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI). Pada tahun 2015 Chand Parwez menjadi salah satu pendiri dan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI), dan ia juga menjadi ketua umum Badan Perfilman Indonesia (BPI) dari tahun 2017 hingga 2022. Pada Tahun 2024 menerima Penghargaan IKJ 3 Kategori Produser yang diselenggarakan oleh Institut Kesenian Jakarta. Kiprahnya di film diawali dengan 3 tahun berturut-turut Film-Film yang ia produksi meraih Box Office: Virgin (2005), Heart (2006) dan Get Married (2007). Selain itu, karya STARVISION kerap menjadi trendsetter dengan berbagai genre yang meraih kesuksesan, seperti The Tarix Jabrix (2008), Perempuan Berkalung Sorban dan Get Married 2 (2009), Laskar Pemimpi dan Kabayan Jadi Milyuner (2010), Purple Love dan Hafalan Shalat Delisa (2011), Perahu Kertas (2012), Cinta Brontosaurus (2013), Marmut Merah Jambu (2014), Ngenest (2015), Koala Kumal dan Cek Toko Sebelah (2016), Critical Eleven, Sweet 20 dan Susah Sinyal (2017), Yowis Ben dan Milly & Mamet (2018), Yowis Ben 2, Ghost Writer, Dua Garis Biru dan Imperfect (2019), Yowis Ben 3 dan Yowis Ben Finale (2021), Keramat 2 dan Cek Toko Sebelah 2 (2022), Hati Suhita dan 172 Days (2023), Sinden Gaib, Dua Hati Biru, The Architecture of Love, dan Sekawan Limo (2024).